Matahari menyibak di ufuk timur, cahayanya
menembus dinding sebuah bangunan tua yang kokoh berdiri di tengah kota. Banyak
orang berlalu lalang di pinggir jalan, menjemput kesibukan yang tak pernah
reda.
“ Bismillahirrahmanirrahmanirrahiim.. “ Bisik
seorang gadis berseragam putih-abu-abu. Rambutnya tergerai indah, langkahnya
melenggok sopan dan mukanya sangat besahaja. Belum lagi senyumnya yang indah
dan lesung dalam yang mnegganntung di
pipinya yang merah. Benar-benar tak akan bosan memandangnya. Cara bicara...
cara bicaranya yang halus, membuat siapapun tersenyum mendengarnya. Begitu
sempurnanya maha karya Tuhan yang satu ini. Cantik dan elegan.
“ Peserta selanjutnya, Tiara Mahesya “ Suara itu
menggema di sebuah gedung yang terbilang cukup besar, atapnya tinggi,
langit-langitnya berdesain abstrak.
Ia bangun
dari kursi dan berjalan menuju sebuah panggung di depannya.
“ Semangat
de “ sapa seorang laki-laki sambil menggenggam tangannya. Gadis berambut indah
itu membalas dengan senyuman manisnya.
“ Tak...tIk..tUk... “ Suara hentakkan sepatunya
mengalun indah membentuk sebuah irama. Seisi gedung bersiap mendengarkan
lantunan puisi dari seorang siswi bernama Tiara Mahesya itu
SAJAK PUTIH
Karya Chaeril anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
........
Tepuk tangan penonton membuncah, kala sebait puisi itu
selesai di bacakan oleh Tiara. Perpaduan yang indah antara, nada, mimik,
ekspresi dan penempatan emosi yang tepat membuat semua penonton terpukau
melihatnya. Begitu pula dengan Reza, kakak kelas Tiara yang diam-diam menjadi
penggemar rahasainya. Ia tesenyum sangat senang melihat idolanya tampil di
panggung yang megah itu dan menampilkan yang terbaik untuk sekolahnya.
Ya. Kali ini Tiara di
pertemukan lagi dengan sebuah event yang membuatnya harus bertemu lagi. Reza
Ferdian dan Tiara Mahesya kini kembali mewakili sekolahnya dalam lomba puisi se
Indonesia. Satu tahun lalu mereka bertemu di tempat itu, dan sekarang mereka di
pertemukan lagi. Entahlah itu apa namanya, apakah takdir atau hanya kebetulan.
Arghh... tapi secara pribadi aku tak
percaya kebetulan, mungkin mereka bertakdir untuk bertemu lagi. Reza Ferdian
adalah kakak kelas Tiara, mereka berbeda satu tingkat. Saat ini Reza kelas tiga
dan Tiara baru kelas dua menengah atas. Walaupun mereka satu sekolah, tapi mereka tak
mengenal satu sama lain, mereka berkenalan ketika mereka berdua dipilih menjadi
duta sekolahnya dalam acara bergengsi tersebut.
“ Keren... keren... !! Youre the best !! “ Puji Reza pada
adik kelasnya.
“ Haha. Kakak lebih keren !! “ Balas Tiara.
Lalu mereka berdua mengobrol dengan asyik sambil mengomentari
penampilan peserta lain.
“ Emosinya kurang pas yah Tiara ? “
“ Ya, bisa jadi. Grogi kali.. “
“ Haha yang ini demam panggung ? “
“ Haha. gak boleh gitu Ka, dulu juga kakak pasti kaya gitu.
Masih inget banget dulu kakak pemalu banget . hahah “
“ Itu kan dulu.... . Hahaah “
Mereka tertawa, hahaha-hihihi hingga pulangnya. Ketika mereka
berjalan, tak sengaja ada sebuah motor
yang hampir menambrak Tiara, semua orang yang melllihatnya berteriak.
Tiba-tiba saja, Reza langsung bereaksi, menggenggam tangan Tiara dan menariknya
ke tepi.
Waww... adegannya kaya di filem-filem gitu deeehhh, so
sweeet. Lalu setelah itu mereka saling diam, entah apa yang difikirin. Tapi aku
bisa mendengarkan detak jantung Tiara ko alay gitu yah.. ampe dag-dig-dug
kenceng banget. Jantungnya berdebar tak menentu, mau ketabrak kali ya... !!
Bukan, bukan karena itu, lebih tepatnya karena... karena adegan itu. Tiba-tiba
Tiara senyum gak jelas, mukanya merah-merah jambu,hidungnya mengembang. Mesti
berfikir keras gue ngartiinnya.
“ Kamu gak papa ? “ Tanya Reza membuyarkan kediaman Tiara
“ Eu...eu... gak.. gak papa ko ka “ Jawab Tiara sekenanya.
Duh, padahal boro-boro gak papa, jantungnya dag-dig-dug gak jelas gitu, mukanya
kebakaran.
“ Kamu pulang sendiri ? “ Tanya Reza lagi
“ Iya ka “ Jawab Tiara lagi
“ Mau bareng sama kaka ? “
“ em... haah ? ...” Tiara kaget mendengar tawaran Reza. Ko
kebakarannya gak berenti-berenti sih, aduuh jadi kegeeran begini, bisik Tiara
dalam hati.
“ Gak usah deh ka. Tuuhhh... banyak angkot “ lanjut Tiara sambil
menunjuk mobil angkot yang berlalu lalang di depannya.
“ Beneran ? udaaaahhhhh ... bareng aja deh “ Balas Reza.
“ Eu...eu... “ Tiara tak berkata, ia kikuk. Padahal mau
banget lah dianterin sama kakak kelas, tapi malunya itu looh, segede Gunung
Salak.
“ Kelamaan mikir ah, nii! “ Lanjut Reza sambil menyodorkan
sebuah helm
Akhirnya mereka jalan juga.
Ada rasa bangga menyelimuti hati Tiara, secara gitu... kakak kelas yang
kata orang kece banget itu, sekarang nganterin dia pulang, hahay.
**
Setelah perlombaan tersebut, Tiara dan Reza jadi sering
komunikasi, dari mulai hal-hal yang penting sampeee yang gak penting sama
sekali, via sms, twitter, BBM dan media sosial lain. Heum, kagak bosen apa
yah... dimana-mana orangnya itu-itu juga.
Tiara, lg di mana ? ngapain? , yang kaya begitulah kira-kira
isi pesan mereka. udah makan belum ? dan bla-bla-bla-bla.
Kalo gak sengaja ketemu pun, Reza mendadak jadi ramah gitu.
Senyum lah, nyapa lah, ngajakin ke kantin bareng lah, ke perpus bareng. Ya...
bareng-bareng gitu deh.
Jalan-jalan berdua juga kayanya sering dah, dengan niat awal
mau latihan puisi malah jadi nyasar ke fire wing level lima, atau ke bioskop
atau pernah juga Kebun Raya. Haha. Yang jelas, mereka jadi aneh gitu deh. Di
sebut temen-kedeketan, Pacar juga-belum pernah jadian. Intinya, Tiara dan Reza
jadi deket banget.
**
Siang mengusir pagi, Dengan matahari yang sama, ia mengecup
bumi dengan mesranya. Seperti biasa, Tiara berangkat pagi ke sekolah, ia tak
ingin kesiangan. Ia berjalan melewati jajaran kelas tiga untuk sampai
dikelasnya. Tiba-tiba saja ia tercengang oleh perkataan salah satu kakak
kelasnya yang tengah menggosip pagi di depan kelas.
“ what ? gosip baru pemirsa.... Reza Ferdian in a
relationship with Mita Siska Putri. “
“ Ettt dah, tu si Reza, kemaren bukannya jalan ama Tiara anak kelas dua itu. Jadiannya malah ama
Mita “ komen temannya yang lain.
Tiara gamang. Ia berlari menaiki anak tangga dan langsung
membenamkan mukanya. Sekarang, malah hatinya yang kebakaran. Jujur aja, jauh di
lubuk hatinya, ia tak percaya pada gosip-gosip itu, Tapi ia juga menyanggah
dugaanya, apa hak nya untuk tak mempercayai nya. Sah-sah aja kalau gosip itu
benar. Bisiknya dalam hati. Hati dan akalnya bergelut semu. Kusut, itu yang
dirasakannya saat ini. Tiara sudah terlanjur jatuh hati pada Reza. Ia menagih
kejelasan.
**
Tak sengaja, Tiara bertemu dengan Reza di perpustakaan. Tiara
salting bertemu Reza. Ia kesal, kecewa dan apapun itu namanya. Tapi ia berpikir
ulang, ia dilahirkan bukan untuk menjadi pecundang. Dengan nada yang seolah
biasa saja, Tiara memberanikan diri bertanya
“ Hem, kakak-pacaran sama ka Mita ya ? “ Tanya Tiara lembut
“ Iya, menurut kamu gimana Tiara ? “ Jawab Reza dengan penuh
semangat. Jawaban Reza menohak jantung Tiara, ia jadi kalng kabut mendengarnya.
Kali ini bukan gosip lagi. Real.
“ Ohh iya, ka Mita cantik ko “ Balas Tiara sekenanya. Lalu
tiara pamit meninggalkan reza
**
Tiara menjerit dalam hati, ia langsung membuka account blu
bird nya, dan mengupdate twit baru,
“ I am screaming on a deepest of my heart, P H P lah. Cukup
sekian dan terimakasih “ lalu jemarinya mengklik kotak Twit di bawahnya. Salah
satu temnnya me-Retwit.
@Mimiaw
@Taira.mahesya: apaan tuh P H P ? “RT:@Tiara.Mahesya: I am screaming on
a deepest of my heart, P H P lah. Cukup sekian dan terimakasih “
@Tiara.Mahesya: @Mimiaw : PEMBERI HARAPAN PALSU
Klik, tiara me sign-out account nya. Ia terpejam melupakan
semuanya.
Created by - Puji Nur Ripha
Bogor, 15 Agust 2013
0 komentar:
Posting Komentar