SINOPSIS
RANTAU 1 MUARA
Judul :
Rantau 1 Muara
Pengarang : Ahmad
Fuadi
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 407 halaman
Cetakan :
Pertama, Mei 2013
ISBN :
978-979-22-9473-6
Rantau 1 Muara merupakan trilogi dari novel Negri 5
Menara dan Ranah 3 Warna.
Alif lulus dari Universitas
Padjajaran Bandung dengan nilai yang sangat memuaskan. Tentunya ia yakin
perusahaan akan berlomba mendapatkannya. Namun, ia di wisuda di waktu yang
kurang tepat. Pada saat itu, di akhir tahun 90-an,
Indonesia mengalami krisis moneter sehingga ia kesulitan mencari
pekerjaan. Berkali-kali ia mengirim lamaran pekerjaan, namun hasilnya nihil. Ia
mengalami kegalauan yang sangat hebat. Di sisi lain ia juga harus membiayai
amak dan adik-adiknya.
Setitik sinar muncul ketika Alif diterima menjadi wartawan di sebuah majalah
terkenal di Jakarta. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis yang dulu pernah
dia curigai. Gadis itu bernama Dinara yang ternyata adalah temannya Raisa.
Lambat laun hatinya tertarik pada Dinara.
Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif
meraih beasiswa ke Washington DC, dia kuliah sambil bekerja menjual tiket. Di
sana ia bertemu dengan Garuda, ia orang Indonesia asli orang Jawa. Bersamanya
ia tinggal di Amerika. Dia sangat menyayangi alif layaknya adik sendiri. Cerita-ceritanya
sangat menginspirasi Alif. Baik itu cerita tentang keluarganya ataupun tentang
calon istrinya.
Dari situ akhirnya alif
mulai berfikiran untuk melamar gadis pujaan hatinya, Dinara. Proses pendekatan
kepada papa nya Dinara, itu yang paling sulit. Karena awalnya papa nya Dinara
tak merestui hubungan mereka. Namun Alif
tak pernah menyerah, ia terus berusaha menarik hati papanya. Yang pada
akhirnya merestuinya.
Dengan penuh semangat, Alif
terbang dari Amerika menuju Indonesia. Hal yang paling dinantinya akhirnya tiba
juga. Ia menikah dengan Dinara.
Usai pernikahan, mereka
terbang lagi ke Amerika, dari situ mereka menjalani hidup yang penuh luka-liku
di Amerika. Dinara menjadi wartawan di
sebuah majalah terkemuka di Amerika, lalu setelah lulus kkuliah Alif menyusul
Dinara. Mereka hidup bahagia, gaji yang besar membuat mereka mudah melakukan
apapun di Amerika. Pun cita-citanya untuk membantu Amak dan adik-adiknya di
kampung tercapai jua. Mereka jujga mampu menjadi wartawan yang paling
berprestasi, mampu menjadi wartawan teladan bagi semua wartawan di majalah
tersebut. Sampai terjadi peristiwa 11 September 2001 di World Trade Center, New
York, yang menggoyahkan jiwanya. Garuda, yang sudah ia anggap sebagai kakak
sendiri menjadi korban peristiwa tersebut. Alif dipaksa memikirkan ulang misi
hidupnya.
Mantra ketiga "man
saara ala darbi washala" ( siapa yang berjalan di jalannya akan sampai
pada tujuan ) menuntun perjalanan pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya
adalah perantauan
“ Hidupku
kini ibarat mengayuh biduk membelah samudera hidup. Selamanya akan naik turun
dilamun gelombang dan ditampar badai. Tapi aku tidak akan merengek pada air,
pada angin, dan pada tanah. Yang membuat aku kukuh adalah aku tahu kemana tujuan akhirku di ujung
cakrawala.” (hal. 395)
Created by Puji Nur Ripha
Dwiwarna 2013
Created by Puji Nur Ripha
Dwiwarna 2013
2 komentar:
Ctrl C + Ctrl V
Very nice copy from other website
Posting Komentar